Arti Mimpi Menurut Islam
Arti Mimpi Menurut Islam
Siapa yang tidak tahu mimpi?
Semua orang pasti sudah tahu dan mengerti apa arti dari mimpi. Dan pastinya
hampir semuanya dari kita sudah pernah mengalami mimpi. Baik itu mimpi indah
ataupun mimpi buruk. Mimpi erat sekali kaitannya dengan tidur. Sesuatu dapat
dikatakan mimpi jika kita berada dibawah alam sadar kita, salah satunya adalah
tidur. Biasanya mimpi juga bisa disebut sebagai bunga tidur. Islam memiliki
pandangan tersendiri terkait dengan mimpi. Untuk lebih jelasnya, kita akan
membahas secara detail dalam artikel dibawah ini.
Dalam al – Qur’an sendiri, Allah
sudah membahas, bahwa salah satu cara Allah menyampaikan atau menurunkan wahyu,
salah satunya adalah melalui mimpi.
Seperti ketika Nabi Ibrahim
diminta untuk menyembelih anaknya Nabi Ismail. Allah menjelaskan dalam QS.
As-Saffat ayat 102 yang artinya:
“Maka ketika anak itu sampai
(pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya
aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!”
Dia (Ismail) menjawab, ‘Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah)
kepadamu; Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar”.
Dalam ayat tersebut dapat diambil
hikmah bahwa mimpi tersebut merupakan sebuah perintah. Bukan hanya mimpi biasa
yang biasanya kebanyakan orang – orang rasakan. Karena sebagaimana kita ketahui
bahwa para Nabi itu memiliki keistimewaan tersendiri di sisi Allah karena
tingkat ketaatan dan juga tingkat keimanannya.
Selanjutnya kita akan membahas,
bagaimana Islam memandang mimpi? Yuk simak penjelasan berikut ini....
Dalam Islam mimpi itu dibagi
menjadi tiga macam, pendapat ini berdasarkan hadits yang pernah disabdakan oleh
Rasulullah SAW sebagaimana berikut ini:
Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah
SAW bersabda: “Mimpi itu ada tiga macam: bisikan hati, ditakuti setan, dan
kabar gembira dari Allah.” (HR. Bukhori)
Dari hadits tersebut, berikut
akan kami jelaskan secara rinci.
-
Mimpi yang berasal dari
setan
Sebagaimana
kita ketahui bahwa setan selalu mencari celah untuk menggoda manusia. Sekali
saja kita lengah, maka kita akan terjerumus dalam ajakan syaithan, na’udzubillahi
min dzalik. Salah satu setan untuk membujuk manusia adalah melewati mimpi.
Dimana dalam mimpi ini mencoba ditakut – takuti sehingga menjadi takut. Mimpi
yang semacam ini sering disebut dengan mimpi buruk.
-
Mimpi sebagai kabar gembira
dari Allah
Mimpi dalam
artian ini dapat dibuktikan saat zaman kenabian, dimana pada saat dulu nabi
sangat mengharapkan mendapat mimpi agar bisa melanjutkan perintah atau petunjuk
yang diberikan kepada Allah. Jadi, mimpi itu merupakan salah satu cara
diturunkannya wahyu. Sebagaimana dalam sebuah hadits yang berbunyi:
Dari Abi
Sa’id, Rasulullah bersabda: “Mimpi yang baik adalah bagian dari 46 bagian
kenabian.” (HR. Bukhari)
Dalam sebuah
kisah nabi juga sudah pernah kita dengar mengenai cerita Nabi Yusuf dalam Al –
Qur’an dikisahkan bermimpi melihat sebelas bintang, sebuah bulan dan sebuah
matahari dimana mereka bersujud kepada nabi Yusuf. Dan setelah beliau (Nabi
Yusuf) bangun dari tidurnya, beliau menceritakan mimpi tersebut kepada ayahnya
(Nabi Ya’qub). Kemudian dari mimpi tersebut nabi Yusuf diberi tahu oleh ayahnya
bahwa beliau (Nabi Yusuf) akan dijadikan salah satu orang pilihan Allah. Dan
makna dari 11 bintang tersebut merupakan penggambaran dari 11 saudaranya, dan 1
bulan merupakan penggambaran dari ibunya, 1 matahari merupakan penggambaran
dari ayahnya. Dengan adanya mimpi tersebut, nabi Yusuf diminta oleh ayahnya
untuk tidak menceritakannya kepada saudara – saudaranya. Karena dikhawatirkan
akan menimbulkan iri dan dengki dari saudara – saudaranya.
Nah, dari sini
kita tahu bahwa Islam memiliki pandangan tersendiri mengenai mimpi. Bahkan
salah satu nabi, yaitu Nabi Yusuf memiliki salah satu mukjizat, yaitu mampu
menakwilkan atau menafsirkan arti mimpi. Jadi, bukan berarti mimpi itu tidak
memiliki arti. Hanya saja kita sebagai manusia biasa harus berhati – hati dalam
menafsirkan mimpi kita. Karena kita hanyalah manusia biasa yang ditakutkan jika
kita tidak berhati – hati dalam menafsirkan mimpi akan membuat kita menjadi Syirik
dengan timbulnya Tiyaroh dalam diri kita.
Selanjutnya
akan dibahas mimpi yang ketiga, dimana mimpi ini ditakutkan dapat menjerumuskan
manusia pada hal – hal yang kurang baik.
-
Mimpi bisikan hati
Maksud dari
mimpi dari bisikan hati ini adalah, mimpi yang timbul akibat angan – angan dari
diri sendiri atau bisa dikatakan sebagai mimpi yang terbentuk akibat angan
–angan dari diri sendiri. Misalnya; jika seseorang memiliki baban fikiran sebelum
tidur, dan ia terus memikirkannya. Maka yang terjadi adalah orang tersebut akan
terbawa sampai ke dalam mimpinya apa yang diangan – angankan atau apa yang ia
fikirkan sebelum ia tidur. Mimpi yang seperti ini muncul dibawah alam sadar
kita karena otak kita sudah tersugesti akibat dari memikirkan sesuatu itu
secara terus – menerus. Banyak orang mengartikan mimpi ini sebagai bentuk dari
bunga tidur.
Di dalam Islam
sendiri, ia memiliki pandangan tersendiri mengenai mimpi yang semacam ini.
Dimana dikisahkan ada seorang Badui yang bermimpi kemudian diceritakan kepada
Nabi. Berikut penggalan terjemahan/arti dari hadits yang menceritakan peristiwa
tersebut.
Dari Jabir bin
Abdillah r.a, ia berkata; Seorang Arab Badui datang menemui Rasulullah dan
bertanya, “Ya Rasulullah, aku bermimpi kepalaku dipenggal lalu mengelinding
kemudian aku berlari kencang mengejarnya. ”Rasulullah pun mengatakan “janganlah
kau ceritakan kepada orang lain kelakuan setan yang mempermainkan dirimu
melalui alam bawah sadarmu yaitu mimpi. “Setelah kejadian itu, aku mendengar
Rasulullah menyampaikan dalam khutbahnya: “Jangan sekali – kali kalian
menceritakan ulah setan yang mempermainkan kalian dalam alam mimpi.” (HR.
Muslim)
Rasulullah
menganjurkan kepada kita untuk melupakan mimpi yang terjadi pada kita, karena
hal itu sungguh lebih baik bagi kita. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah
bersabda:
“Apabila
kalian mengalami mimpi buruk , hendaknya meludah ke kiri 3 kali, dan memohon
perlindungan kepada Allah dari kejahatan setan dan dari dampak mimpi buruk.
Kemudian, jangan ceritakan mimpi tersebut kepada siapapun, maka mimpi itu tidak
akan memberikan dampak buruk kepadanya”. (HR. Bukhori dan Muslim)
Jadi, dalam
hadits tersebut kita tahu bahwa bagi kita orang muslim, dianjurkan untuk tidak
terlalu mempercayai mimpi. Karena ditakutkan dengan banyaknya tafsir mimpi yang
tidak memiliki dasar dan tidak memiliki arti apa – apa kemudian kita artikan
sendiri sesuai dengan keinginan kita sendiri, maka yang terjadi adalah
perbuatan syirik. Karena secara tidak kita sadari kita akan mengira – mengira
tafsir dari mimpi kita tersebut dan memiliki kecenderungan pada kejelekan yang
akhirnya akan menimbulkan perasaan takut pada hal – hal yang seharusnya tidak
boleh ditakutkan yang akhirnya akan menimbulkan kesyirikan.
Nah, sekarang
kalian sudah tahukan bagaimana Islam menafsirkan mimpi? Jadi, jangan sampai
kalian menafsirkan mimpi kalian sendiri dengan keinginan kalian yang
menimbulkan lunturnya tingkat keimanan kita.
Demikian
tulisan mengenai pandangan Islam terkait mimpi, semoga bermanfaat.........
Comments
Post a Comment