LAPORAN PENGAMATAN STRUKTUR BATANG
Desmodium triflorum
( Fabaceae )
Di Susun Oleh:
Siti Humairoh
(14680023)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2015

I.                   PENDAHULUAN

  1. Batang
Batang adalah salah satu bagian pokok tumbuhan yang terdiri dari leher akar, cabang dan ranting. Awalnya batang berasal dari batang lembaga yang terdapat pada embrio di dalam biji, pertumbuhan selanjutnya batang berasal dari meristem apikal. Batang merupakan sumbu dengan daun yang melekat padanya. Diujung titik tumbuhnya batang dikelilingi oleh daun muda dan menjadi tunas terminal. Dibagian batang yang lebih tua yang daunnya saling berjauhan, buku (nodus) tempat daun yang melekat pada batang dapat dibedakan dari ruas (internodus), yakni bagian batang diantara dua buku yang berurutan. Diketiak daun biasanya terdapat tunas ketiak. Bergantung pada tumbuhan ruas dapat dibedakan beberapa macam bentuk tumbuhan. Batang bisa memperlihatkan tumbuh yang memanjang dengan buku dan ruas yang jelas. Sebaliknya batang juga dapat amat pendek dan letak daunnya merapat membentuk roset.
Pada umumnya batang memiliki sifat – sifat berikut:
  1. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf.
  2. Terdiri atas ruas – ruas yang masing – masing dibatasi oleh buku – buku sebagai tempat daun.
  3. Tumbuhnya biasanya ke atas, menuju cahaya atau matahari ( bersifat fototrop atau heliotrop ).
  4. Mengalami pertambahan panjang diujungnya.
  5. Terdapat percabangan dan umumnya berwarna tidak hijau. Kecuali tumbuhan yang umurnya pendek ataupun saat masih muda ( Tjitrosoepomo, 2011 ).
Sedangkan jika dilihat secara anatomis, secara umum batang tersusun atas jaringan epidermis, korteks batang dan silinder pusat atau stele ( Nugroho, dkk., 2012 ). Bagian batang sebelah luar dibatasi oleh selapis sel rapat yang memiliki bentuk yang khas, memiliki sel penjaga, idioblas dan berbagai tipe trikoma.
Sebagai bagian dari tubuh tumbuhan, batang mempunyai tugas untuk ;
  1. mendukung bagian – bagian tumbuhan yang ada diatas tanah, yaitu: daun, bunga, dan buah;
  2. memperluas bidang asimilasi melalui percabangannya;
  3. jalan pengangkutan air dan zat – zat makanan dari bawah ke atas dan jalan pengangkutan hasil – hasil asimilasi dari atas ke bawah;
  4. menjadi tempat penimbunan zat – zat makanan ( Tjitrosoepomo, 2011 ).
  1. Desmodium triflorum
Desmodium triflorum merupakan tanaman semak dari famili Fabaceae. Tanaman ini adalah tanaman asli Florida, dan beberapa daerah kecil negara-negara selatan lainnya dari Amerika Serikat. Tanaman ini memiliki klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Rosidae
Ordo                : Fabales
Famili              : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus              : Desmodium
Spesies : Desmodium triflorum (L.) DC. ( Plantamor, 2011 ).
Tanaman Desmodium triflorum ini adalah  tanaman menjalar yang tumbuh di tanah. Ia memiliki tiga daun dengan tepi halus dan garis putih ke tengah, mulai dari putih terang ke garis abu-abu hampir tidak terlihat, tergantung pada nutrisi dari tanah. Batang tanaman berwarna hijau, merah, atau keduanya yaitu hijau kemerah - merahan dengan rambut sangat kecil di bagian batangnya.
  1. Tujuan
Untuk mengenali struktur batang secara morfologis maupun anatomis Desmodium triflorum.
II.                Alat dan Bahan
  1. Alat :
  1. Gillete gold.
  2. Kaca objek dan kaca penutup.
  3. Mikroskop stereo.
  4. Pipet tetes.
  1. Bahan :
  1. Desmodium triflorum.
  2. Air.
III.             Cara Kerja
  1. Bentuk batang tanaman Desmodium triflorum yang masih utuh diamati terlebih dahulu secara morfologis.
  2. Setelah diamati, tanaman tersebut dipotong batang mudanya dengan menggunakan silet secara melintang.
  3. Sayatan tersebut diletakkan pada kaca objek dan kemudian diberi air terlebih dahulu sebelum di tutup dengan kaca penutup. Diusahakan jangan ada gelembung udara di dalamnya.
  4. Preparat tersebut diamati di bawah mikroskop stereo dengan perbesaran 4x dan 10x.
  5. Hasil dari pengamatan tersebut di foto dengan menggunakan mikroskop stereo.
IV.             Hasil Pengamatan
  1. Struktur Morfologi Batang
-          Perbesaran Lemah
cabang
 
batang
 
-          Perbesaran Kuat
stolon
 
nodus
 
cabang
 
internodus
 
batang
 
                         

Deskripsi:
            Berdasarkan habitusnya tumbuhan Desmodium triflorum ini termasuk tumbuhan perdu, karena rata – rata tingginya mencapai 3 m. Desmodium ini tumbuh tegak dengan arah tumbuh batang menjalar. Batangnya bulat, berkayu, beruas, kasar, warna coklat. Daunnya berbentuk lanset dengan panjang 10 - 12 cm dan ujung meruncing. Daunnya berwarna cokelat saat muda, hijau setelah tua. Bunga dari Desmodium triflorum ini termasuk bunga majemuk, malai, dan keluar dari ujung batang. Sedangkan mahkotanya berbentuk kupu-kupu, putih keunguan. Buahnya berbentuk polong, berambut, berisi 4 - 8 biji, warna coklat saat muda, hijau setelah tua ( Plantamor, 2011 ). Selain memiliki ciri – ciri tersebut, Desmodium triflorum juga memiliki karaktristik sebagai berikut:
  1. Permukaan batang       : berambut.
  2. Bentuk batang             : teres.
  3. Arah tumbuh batang   : menjalar.
  4. Sistem percabangan    : monopodial.
  5. Arah tumbuh cabang   : menjalar.
  6. Sifat batang                 : herbaceus.
  7. Nodus termodifikasi   : geragih ( stolon ).

  1. Gambar Anatomi Batang

-          Text Box: epidermisPerbesaran 4 x 10
korteks
 
floem
 
kambium
 
sklerenkim
 
empulur
 
xilem
 
          



-         
epidermis
 
Perbesaran 10 x 10
empulur
 
xilem
 
kambium
 
sklerenkim
 
floem
 
korteks
 
Deskripsi:
  1. Epidermis
Epidermis tersusun atas satu lapis sel yang rapat tanpa adanya ruang antar sel. Dinding sel paling luar yang berbatasan langsung dengan udara dan mengalami penebalan dari zat gabus atau kutikula.
Setelah batang mengalami pertumbuhan sekunder, di beberapa tempat epidermis pecah dan terbentuk jaringan gabus. Jaringan  gabus ini dibentuk oleh kambium gabus. Lapisan gabus ada yang pecah – pecah ( membentuk rongga ) disebut lentisel. Secara umum fungsi dari epidermis adalah melindungi jaringan yang berada di dalamnya dari segala pengaruh luar yang akan merugikan pertumbuhannya ( Nugroho dkk, 2012) .
  1. Korteks
Sel-sel korteks tidak tersusun rapat sehingga mempunyai banyak ruangan antar sel yang sangat penting untuk berlangsungnya pertukaran gas. Korteks bagian luar yang dekat dengan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim sedangkan makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim. Fungsinya untuk menyimpan cadangan makanan. Pada beberapa jenis tumbuhan, dinding sel-sel parenkimnya menebal membentuk kolenkim dan sklerenkim yang berfungsi sebagai jaringan penguat, stele atau silinder pusat, yang merupakan bagian terdalam dari batang.
  1. Endodermis
Endodermis tersusun atas satu lapis sel yang mempunyai bentuk dan susunan yang khas. Merupakan jaringan pemisah antara korteks dan stele.
  1. Stele
Stele merupakan bagian terdalam dari batang. Stele tersusun atas beberapa lapis jaringan yaitu perisikel (perikambium), parenkim empulur dan ikatan pembuluh.
Perisikel merupakan lapisan terluar dari stele. Sedangkan parenkim empulur terdapat di tengah-tengah stele. Ikatan pembuluhnya terdiri atas xilem dan floem yang tersusun secara kolateral artinya xilem dan floem berada dalam keadaan bersisihan yaitu xilem di sebelah dalam dan floem di sebelah luar. Antara xilem dan floem terdapat kambium intravaskuler. Adanya kambium ini mengakibatkan terjadinya pertumbuhan sekunder.
Bagian dari masing – masing jaringan stele tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Floem merupakan jaringan kompleks yang tersususun oleh beberapa macam sel yang mampu mengangkut zat organik hasil fotosintesis dari daun ke tempat lain.
  2. Kambium vaskuler (kambium pembuluh) merupakan jaringan yang bersifat meristematis dan terbentuk dari prokambium. Kambium ini terletak di antara jaringan xilem dan floem. Pembelahan ke arah luar dari sel-sel kambium akan membentuk floem sekunder sedangkan ke arah dalam akan membentuk xilem sekunder.
  3. Xilem merupakan jaringan yang komplek yang tersususn oleh pembuluh xilem (trakea) dan trakeid, terbentuk pada pertumbuhan primer.
  4. Empulur, bagian dalam batang yang tersusun oleh sel parenkim dan dapat berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan.
Pada tanaman Desmodium triflorum ini, secara anatomi memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
  1. Tipe berkas pengangkut: kolateral terbuka, yaitu xilem dan floem terletak berdampingan. Floem berada dibagian luar dari xilem, dan diantara keduanya terdapat kambium.
  2. Tipe stele: eustele, terdapat pada tipe berkas pengangkut kolateral terbuka dan terdapat empulur dibagian tengahnya.



V.                Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan,dapat disimpulkan bahwa :
  1. Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari tentang bentuk fisik dan struktur tubuh dari tumbuhan secara visual. Sedangkan anatomi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur internal tumbuhan pada tingkat mikroskopis.
  2. Batang merupakan hasil perkembangan bakal batang (kaulikula) pada lembaga . Batang juga merupakan tempat melekatnya daun, bunga, maupun buah.
  3. Secara morfoligi Desmodium triflorum memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
1.      Permukaan batang             : berambut.
2.      Bentuk batang                   : teres.
3.      Arah tumbuh batang         : menjalar.
4.      Sistem percabangan          : monopodial.
5.      Arah tumbuh cabang         : menjalar.
6.      Sifat batang                       : herbaceus.
7.      Nodus termodifikasi         : geragih ( stolon ).
  1. Secara anatomis Desmodium triflorum ( tumbuhan dikotil ) memiliki ciri sebagai berikut:
a.       Tipe berkas pengangkut: kolateral terbuka, yaitu xilem dan floem terletak berdampingan.
b.      Tipe stele: eustele, yaitu stele yang terdapat empulur dibagian tengahnya.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. ( http://plantamor.com ). Diakses 01 Mei 2015.
Nugroho, Hartanto dkk,. 2012. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Bandung: Angkasa Bandung.
Sutrian, Yayan. 2011. Pengantar Anatomi Tumbuh – tumbuhan: Tentang Sel dan Jaringan. Jakarta: Rineka Cipta.
Suradinata, S. Tatang. 1998. Sturuktur Tumbuhan. Bandung: Angkasa.
Tjitrosoepomo, G. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.







 

Comments

Popular posts from this blog

Favites sp: Deskripsi, Habitat dan Peranan

Ophiotrix sp: Deskripsi, Klasifikasi, Habitat dan Peranan

Euspongia sp:Deskripsi, Klasifikasi, Habitat dan Peranan