Konsep Kurikulum


a.    Konsep Kurikulum
Konsep terpenting yang perlu mendapatkan penjelasan mengenai teori kurikulum adalah konsep kurikulum. Menurut Sukmadinata (2013) ada tiga konsep tentang kurikulum  sebagai substansi, sebagai sistem, dan sebagai bidang studi.
1.      Kurikulum sebagai suatu substansi, suatu kurikulum rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat merujuk pada suatu dokumen yang berisi suatu rumusan tentang ujian, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi.  suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai kurikulum persetujuan bersama antar penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan.
2.      Kurikulum sebagai suatu sistem  yaitu sistem kurikulum. Sitem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pedidikan bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mecakup personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, menyempurnakannya. Hasil dari suatu kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari suatu kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis.
3.      Kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan. Mereka menemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum.
b.   Perkembangan Teori Kurikulum
Perkembangan kurikulum telah dimulai pada tahun 1890 dengan tulisan Charless dan McMurry, tetapi secara definitive berawal dari hasil karya Frankin Babbit tahun 1918. Bobbit sering dipandang sebagai ahli kurikulum yang pertama, ia perintis pengembangan praktek kurikulum. Menurut Bobbit teori kurikulum itu sederhana, yaitu kehidupan manusia. Kehidupan manusia meskipun berbeda-beda pada dasarnya sama terbentuk oleh sejumlah kecakapan pekerjaan. Pendidikan berupa mempersiapkan kecakapan-kecakapan tersebut dengan teliti dan sempurna. Mulai tahun 1920, karena pengaruh pendidikan progresif, berkembang gerakan pendidikan yang berpusat pada  anak (child centered). Perkembangan teori kurikulum selanjutnya di bawakan oleh Hollis Dasweel. Dalam peranannya sebagai ketua divisi pengembang kurikulum di beberapa negara di bagian Amerika Serikat. Ia mengembangkan kurikulum yang berpusat pada masyarakat atau pekerjaan (Sukmadinata, 2013).
Maka Caswell mengembangkan kurikulum yang bersifat interaktif. Dalam pengembangan kurikulumnya, Caswell menekankan pada partisipasi guru-guru berpartisipasi dalam menentukan kurikulum, menentukan stuktur organisasi dari penyusun kurikulum, dalam merumuskan pengertian kurikulum, merumuskan tujuan, memilih isi, menetukan kegiatan belajar, desain kurikulum, menilai hasil.
Pada tahun 1947 di Univertas Chicago berlangsung diskusi besar pertama tentang kurikulum. Sebagai hasil diskusi tersebut dirumuskan tiga tugas utama teori kurikulum:
1.      Mengidentifikasi masalah-masalah penting yang muncul dalam pengembangan kurikulum dan konsep-konsep yang mendasarinya.
2.      Menentukan hubungan antara masalah-masalah tersebut dengan struktur yang mendukungnnya.
3.      Mencari atau meramalkan pendekatan-pendekatan pada masa yang akan datang untuk memecahkan masalah tersebut.
Ralph W.Tylor (1949) mengemukakan empat pertanyaan pokok yang menjadi inti kajian kurikulum:
1.    Tujuan pendidikan yang manakah yang ingin dicapai oleh sekolah?
2.    Pengalaman pendidikan yang bagaimanakah yang harus disediakan untuk mencapai tujuan tersebut?
3.    Bagaimana mengorganisasikan pengalaman pendidikan tersebut secara efektif?
4.    Bagaimana kita menentukan bahwa tujuan tersebut telah tercapai?
Menurut  Beauchamp sendiri merangkumkan perkembangan teori kurikulum antara tahun 1960 sampai 1965. Ia mengindentifikasikan adanya 6 komponen kurikulum sebagai bidang studi yaitu landasan kurikulum, isi kurikulum, desain kurikulum, rekayasa kurikulum, evaluasi dan penelitian, dan pengembangan teori. Jack R. Frymier (1967) mengemukakan tiga unsure dasar kurikulum yaitu actor, artifak, dan pelaksanaan (Ahmad dkk, 1997).
Dari pendapat ahli diatas yang berperan dalam perkembangan teori kurikulum terdapat beberapa masalah atau isu substansi dalam pembahasan tentang teori kurikulum yaitu definisi kurikulum, sumber sumber kebijaksaan kurikulum, desain kurikulum, rekayasa kurikulum, peran nilai dalam pengembangan kurikulum, dan implikasi teori kurikulum.

Comments

Popular posts from this blog

Favites sp: Deskripsi, Habitat dan Peranan

Ophiotrix sp: Deskripsi, Klasifikasi, Habitat dan Peranan

Euspongia sp:Deskripsi, Klasifikasi, Habitat dan Peranan