Perintis Studi Kurikulum
A.
Beberapa
Perintis Studi Kurikulum
a. John Franklin Bobbit ( 1876 – 1956 )
Bobbit
adalah professor pendidikan di University of Chicago. Selama tiga decade
pertama, Bobbit berperan penting dalam menjadikan kurikulum sebagai satu
disiplin ilmu yang terspesialisasi kan dan terlembagakan menjadi disiplin
mandiri. Bobbit menulis buku The curriculum ( 1918 ) yang dianggap
sebagai buku pertama yang secara sistematis membahas tentang kurikulum. Dalam
buku tersebut, Bobbit mendefinisikan kurikulum sebagai program dan pengalaman dimana anak-anak harus
menjadi dewasa dan sebagai persiapan kesuksesan hidupnya dikehidupan masyarakat
kelak ( Hidayat , 2011 ).
b. John Dewey ( 1859 – 1952 )
Dewey
merupaka ahli filsuf dan ahli pendidikan dari Amerika Serikat. Dewey menggunaka
istilah kurikulum dalam hubungannya dengan anak didik. Dewey menegaskan bahwa
kurikulum dan anak didik merupakan dua hal yang berbeda, tetapi keduanya adalah
proses tugas dalam bidang pendidikan.
Pada
tahun 1902, John Dewey menulis buku The Child and The Curriculum .
Menurutnya, kurikulum dapat diartikan keseluruhan pengalaman, yang tak terarah
dan terarah,tertumpu kepada perkembangan individu atau latihan pengalaman langsung secara sadar
digunakan oleh sekolah untuk melengkapi dan menyempurnakan kelebihannya (
Hidayat , 2011 ).
c. W.W. Charters ( 1875 – 1952 )
Charters
merupakan seorang professor dan direktur Pusat Penelitian Pendidikan di Ohio
State University, Amerika Serikat. Dalam buku pertamanya, Methods of
Teaching, Charters menjelaskan kurikulum harus memenuhi kebutuhan dan
menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat. Sebuah kurikulum sekolah menurut
Charters harus dipraktikkan sesuai dengan potensi dan kebutuhan siswa yang
bersangkutan sehingga siswa tersebut merasakan fungsi kurikulum yang ada
disekolah itu. Charters juga membahas cara-cara bagaimana mengatur materi
pelajaran dan pengajaran untuk mencapai tujuan dan pelajaran yang diharapkan.
Menurutnya, siswa tidak hanya diberitahu tentang kurikulum yang diajarkan,
tetapi juga diharuskan untuk membangun fungsi dari kurikulum tersebut ( Hidayat
, 2011 ).
d. Hilda Taba ( 1902 1967 )
Hilda
Taba merupakan seorang ahli teori kurikulum akademisi. Dalam definisi yang
sangat pendek yang dikemukakan olehnya yang mengatakan bahwa kurikulum adalah
rencana pembelajaran ( Suparlan, 2012 ). Menurut Taba, peserta didik dikelas
harus menunjukkan apa yang telah mereka pelajari dengan cara aktif dan cara
mereka sendiri. Peran guru adalah menyediakan berbagai contoh pengalaman dan
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk belajar dari guru tersebut (
Hidayat , 2011 ).
e. Herbert M. Kliebard ( 1939 - … )
Herbert
M. Kliebard adalah professor emeritus bidang kurikulum di Departemen Studi
Kebijakan Pendidikan , University of Wisconsin, Amerika Serikat. Kliebard
menjelaskan kurikulum adalah suatu pernecanaan untuk mendapatkan keluaran ( out
comes ) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut
disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga, memberikan
pedoman dan intruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran. Materi didalam
kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar sasaran ( goals ) dan
tujuan ( objectivies ) pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai (
Hidayat , 2011 ).
f. Michael Stephen Schiro
Schiro
mengartikan kurikulum sebagai proses pengembangan anak didik yang diharapkan
terjadi dan digunakan dalam perencanaan pengajaran ( Hidayat , 2011 ).
g. Hamid Hasan ( 1988 )
Hamid
Hasan telah menganalisis kurikulum dalam empat dimensi sebagai berikut.
1) Kurikulum sebagai suatu ide, yakni
sesuatu yang dihasilkan melalui kajian teoritis dan penelitian, khususnya dalam
bidang pedidikan dan kurikulum.
2) Kurikulum sebagai suatu rencana
tertulis, yakni sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai ide, yang didalamnya
memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat dan waktu.
3) Kurikulum sebagai kegiatan, yang
merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis , misalnya
dalam bentuk praktik pembelajaran.
4) Kurikulum sebagai hasil, yakni merupakan
konsekuensi dari kurikulum sebagai kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan
kurikulum, atau tujua belajar, yaitu tercapainya perubahan perilaku peserta
didik, atau kemampuan tertentu peserta didik ( Suparlan, 2012 ).
Comments
Post a Comment