PERBEDAAN SUBHANALLAH DAN MASYAALLAH


Nah, kira – kira kurang lebih seperti itulah penjelasan mengenai salam. Untuk selanjutnya akan kami jelaskan mengenai masyaallah dan subhanallah.
Kalau dilihat penggunaan kata Masyaallah dan Subhanallah sendiri, banyak orang – orang yang sering terbalik. Mungkin karena secara tidak sadar kita mengucapkan begitu saja dan kebetulan memang pengucapan atau penggunaan kata ini di ucapkan saat kita merasa terkejut. Penggunaan Masyaallah digunakan saat kita merasa terkejut terhadap hal – hal yang baik. Misalnya saat kita melihat sesuatu yang baik yang tidak biasanya kita melihat. Maka yang seharusnya kita ucapkan adalah Masyaallah. Sebaliknya, saat kita melihat atau mendengar sesuatu yang buruk yang tidak baik, maka yang kita ucapkan adalah Subhanallah.
Sebenarnya bagaimana arti/makna dari kata ini sendiri? Mengapa orang – orang sering terbalik, bahkan bisa dikatakan kesalahan yang sudah membudaya. Bagaimana kita mengingatkannya? Hmm... ternyata banyak sekali permasalahannya ya, jika kita kaji secara mendalam. Namun, kali ini kami hanya akan membahas mengenai arti dan makna serta bagaimana penggunaanya saja.
Masyaallah sendiri sebenarnya terdiri dari tiga kata, yaitu ma (yang memiliki arti ‘sesuatu’), sya (menghendaki), dan Allah (yang artinya adalah Allah). Sehingga jika digabungkan Masyaallah memiliki arti ‘sesuatu terjadi karena kehenda Allah’. Ungkapan ini diucapkan ketika kita mendengar atau melihat sesuatu yang baik, atau sesuatu yang menggembirakan dan menakjubkan. Misalnya saja kita melihat pemandangan yang sangat bagus yang tidak biasnya kita melihatnya, maka yang kita ucapkan adalah Masyaallah.
Namun, fenomena yang terjadi dimasyarakat adalah sebaliknya. Saat mereka melihat sesuatu yang menakjubkan, mengherankan dan menggembirakan dan sesuatu itu baik, justru yang ducapkan adalah Subhanallah bukan Masyaallah.
Lalu sebenarnya bagaimana makna dari kata Subhanallah?
Subhanallah sebenarnya terdiri dari dua kata yaitu Subhana dan Allah. Kata Subhana berasal dari kata sabaha-yasbahu yang berarti ‘menjauh’. Tetapi kemudian makna ini berkembang menjadi suci. Misalnya saat bulan Ramdhan kita diminta untuk menjauhi hal – hal yang buruk, seperti hawa nafsu, dan hal – hal buruk lainnya. Sehingga disebutlah bulan Ramadhan sebagai bulan yang suci.
Dan jika kembali pada arti katanya yang berarti menjauh, maksudnya adalah Allah itu jauh dari hal – hal yang buruk yang mungkin pernah atau terkadang kita sangkakan kepada Allah. Misalnya saat kita melihat langit, yang kemudian melihat awan yang membentuk jari tangan satu atau dua ketika musim pemilu. Saat musim pemilu mungkin isu ini sangat ramai di perbincangkan. Dan kita tidak bisa langsung serta merta mengambil kesimpulan bahwa Allah terlibat atau memihak pada salah satu paslon. Adanya prasangka ini, hendaknya kita mengucapkan Subhanallah karena pada hakekatnya Allah tidak seperti yang kita prasangkakan yang memihak pada salah satu paslon sehingga menimbulkan polemik. Allah jauh dari perkara – perkara yang semisal itu.
Sebagaimana ayat dalam Al – Qur’an yang menjelaskan dan menegaskan dalam ayatnya yaitu Subhanallahi amma yashifun, yang memiliki arti Allah maha suci terhadap apa – apa yang mereka sangkakan yang cenderung pada kejelekan.
Nah, sekarang sudah mengertikan? Perbedaan antara Masyaallah dan Subhanallah? Kapan kita harus menggunakan kata Masyaallah dan kapan kita harus menggunakan kata Subhanallah. Jangan sampai terbalik lagi ya.. karena saat penggunaannya terbalik maka yang terjadi adalah do’a yang salah.
Demikian penjelasan pada kali ini, semoga bermanfaat...

Comments

Popular posts from this blog

Favites sp: Deskripsi, Habitat dan Peranan

Ophiotrix sp: Deskripsi, Klasifikasi, Habitat dan Peranan

Euspongia sp:Deskripsi, Klasifikasi, Habitat dan Peranan