KULIAH, ORGANISASI DAN KERJA BUKAN PILIHAN YG SALAH


Ini tentang pengalamanku, saat aku masih menjadi mahasiswa. Banyak orang menganggap bahwa menjadi mahasiswa itu enak, nyaman dan bisa melakukan apa yang diinginkan. Begitupula anggapanku waktu itu, ketika pertama kali akan menginjakkan kaki di bangku perkuliahan... bayang – bayang pergaulan dengan orang – orang yang maju pemikiran dan fasilitasnya membuat aku tak sabar ingin segera kuliah. Tidak sepenuhnya salah memang anggapan tersebut. Tetapi keadaan ku waktu itu yang sudah diberlakukannya sistem UKT yang pertama kalinya dan belum ada informasi yang cukup banyak untuk mengetahuinya membuatku harus bekerja dua kali ekstra keras dengan teman – temanku yang lainnya. Aku tidak menyalahkan sistem, terkadang kita sendiri yang tidak mau mengetahuinya lebih lanjut. Okay... akan aku mulai cerita kali ini,
Iya aku,.. aku adalah seorang anak desa yang ingin mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dengan merantau ke kota orang yaitu Yogyakarta untuk mendapatkan ilmu, tentunya budaya juga yang lebih beragam daripada yang aku dapatkan waktu didesa. Waktu itu di desa ku masih sedikit sekali anak – anak seumuranku yang berkuliah, dan alhamdulillahnya aku termasuk orang yang beruntung untuk menjalaninya. Aku bukanlah orang yang terlahir dari keluarga yang kaya. Melainkan orang tuaku memang bertekad untuk memberikan pendidikan yang lebih baik daripada orang tuaku sebelumnya. Orang tuaku adalah seorang petani biasa yang hidup desa dan alhamdulillah kami selalu merasa kecukupan atas rizki yang kami terima. Bapakku dulunya tidak tamat sekolah, hanya sampai kelas satu kemudian harus bekerja. Sedangkan ibuku hanya lulusan SD, yang alhamdulillah beliau sudah memiliki ijazah SMP denga mengikuti kejar paket. Nah, mungkin sekarang kalian sudah memiliki gambaran bagaimana kehidupan keluargaku. Yah, meskipu dengan latarbelakang keluarga yang seperti itu tidak akan mengurungkan niat orang tuaku untuk menyekolahkan anaknya sampai Strata 1. Singkat cerita, karena waktu itu pertama kali diberlakukannya sistem UKT aku dan teman – temanku mancari informasi dan meminta surat – surat yang dibutuhkan melalui kantor desa. Karena waktu itu perangkat desanya juga belum begitu paham dengan sistem perkuliahan maka surat penghasilan orang tuaku pun dibuat lumayan tinggi yaitu 1,8 juta. Padahal waktu itu yang namanya petani kan tidak memiliki penghasilan yang pokok tiap bulannya dan pastinya penghasilan tersebut sangat banyak daripada realitanya. Namun, kesalahnku juga yang kurang begitu paham dengan sistem UKT akhirnya aku hanya mengiyakan dan melanjutkan proses selanjutnya.

Comments

Popular posts from this blog

Favites sp: Deskripsi, Habitat dan Peranan

Ophiotrix sp: Deskripsi, Klasifikasi, Habitat dan Peranan

Euspongia sp:Deskripsi, Klasifikasi, Habitat dan Peranan