MAKALAH PENTINGNYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

<html>
<head> 
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<script>
     (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
          google_ad_client: "ca-pub-5444632279445307",
          enable_page_level_ads: true
     });
</script>


A.       PENTINGNYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
Kepala sekolah merupakan salah satu struktur terpenting dalam organisasi kependidikan formal. Profesionalisme kepala sekolah akan memberikan dampak positif dan perubahan yang baik dalam sistem pendidikan di sekolah (lembaga pendidikan), antara lain dari dampak positif itu yakni efektifitas kependidikan, kemepimpinan sekolah yang kuat, pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif, budaya mutu, teamwork yang kompak, cerdas, dan dinamis, kemandirian, partisipasi warga sekolah dan masyarakat, keterukaan (transparansi) manajemen, kemauan untuk berubah (psikologis dan fisik), evaluasi dan perbaikan berkelanjutan, responsive, dan anitisipatif terhadap kebutuhan, akuntabilitas, dan sustainabilitas.[1]
Untuk mengetahui pentingnya peran kepala sekolah dalam instansi pendidikan, maka perlu diketahui tugas-tugas atau fungsi lain dari kepala sekolah selain memimpin instansi pendidikan. Fungsi-fungsi lain ini jika berjalan secara maksimal maka akan tercipta lingkungan instansi pendidikan yang kondusif, baik bagi pendidik maupun peserta didik. Fungsi-fungsi ini antara lain mencakup:
a.       Kepala Sekolah sebagai Educator (Pendidik)
Sebagai educator, kepala sekolah harus senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru. Dalam hal ini faktor pengalaman akan mempengarui profesionalisme kepala sekolah, terutama dalam mendukung terbentuknya pemahaman tenaga kependidikan terhadap pelaksanaan tugasnya.[2]
Kepala sekolah dalam menjalankan fungsinya sebagai educator/pendidik harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya. Sumidjo (1999:122) mengemukakan bahwa memahami arti pendidik tidak cukup berpegang pada konotasi yang terkandung dalam definisi pendidik, melainkan harus dipelajari keterkaitannya dengan makna pendidikan, sarana pendidikan,  dan bagaimana strategi pendidikan itu dilaksanakan. Untuk kepentingan tersebut, kepala sekolah harus berusaha menambah, menanamkan, memajukan, dan meningkatkan sedikitnya empat macam nilai, yakni pembinaan mental, moral, fisik, dan artistik.[3]
-          Pembinaan mental yaitu membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan  dengan sikap batin dan watak. Dalam hal ini kepala sekolah berperan penting karena harus mampu menciptakan iklim yang kondusif agar setiap tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugasnya secara proporsional dan professional.
-          Pembinaan moral yaitu membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik buruk dari suatu perbuatan, sikap, dan kewajiban sesuai dengan tugas masing-masing instrumen kependidikan. Kepala sekolah berperan penting untuk selalu memberi nasihat kepada seluruh warga sekolah.
-          Pembinaan fisik yaitu membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan, kesehatan, dan penampilan mereka secara lahiriah. Pentingnya peran kepala sekolah yakni memberikan dorongan agar para tenaga kependidikan terlihat secara aktif dan kreatif dalam berbagai kegiatan olahraga.
-          Pembinaan artistic yaitu membina tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kepekaan manusia dalam hal seni. Dalam hal ini peran kepala sekolah adalah untuk memfasilitasi sarana penyalur ide artistic para tenaga kependidikan.
b.      Kepala Sekolah sebagai Manajer
Dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif, memberikan kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.[4]
Peran penting kepala sekolah yakni dengan memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif yang dimaksudkan bahwa dalam peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus mementingkan kerja sama dengan tenaga kependidikan dan pihak lain yang menunjang kegiatan. Sebagai manajer, kepala sekolah harus mau dan mampi mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi, dan mencapai tujuan.[5]
Kepala sekolah harus bersikap demokratis dalam memberikan kesempatan kepada seluruh tenaga kependidikan untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Selain itu, kepala sekolah harus berusaha mendorong keterlibatan semua tenaga kependidikan dalam setiap kegiatan sekolah. Dalam hal ini, sekolah dapat berpedoman pada:
-          Asas tujuan, yakni kepala sekolah harus menyampaikan tujuan instansi kependidikan kepada seluruh tenaga kependidikan agar mereka dapat memahami dan melaksanakan tugas mereka masing-masing dalam mencapai tujuan tersebut.
-          Asas keunggulan, yakni kepala sekolah harus berusaha untuk mengembangkan budaya kerja dan menjadikan ketidakpuasan kreatif sebagai sumber motivasi yang dapat menggerakkan tenaga kependidikan.
-          Asas mufakat, yakni kepala sekolah harus mampu menghimpun gagasan bersama serta membangkitkan tenaga kependidikan utuk berpikir kreatif dalam melaksanakan tugasnya.
-          Asas kesatuan, yakni dalam hal ini kepala sekolah harus menyadari bahwa tenaga kependidikan tidak ingin dipisahkan dari tanggung jawabnya, oleh karena itu kepala sekolah sekolah harus berusaha untuk menjadikan tenaga kependidikan sebagai pengurus upaya-upaya pengembangan sekolah untuk meningkatkan rasa memiliki dalam diri para tenaga kependidikan.
-          Asas persatuan, yakni kepala sekolah harus mendorong para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesionalismenya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya untuk mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi sekolah.
-          Asas empirisme, yakni kepala sekolah harus mampu bertindak berdasarkan nilai dan angka-angka yang menunjukkan prestasi para tenaga kependidikan, karena data yang memuat semua komponen sekolah memegang peranan yang sangat penting.
-          Asas keakraban, yakni kepala sekolah harus berupaya menjaga keakraban dengan para tenaga kependidikan, agar tugas-tugas dapat dilaksanakan dengan lancer.
-          Asas integritas, yakni kepala sekolah harus memandang bahwa peran kepemimpinannya merupakan suatu komponen kekuasaan untuk menciptakan dan memobilisasi energi seluruh tenaga kependidikan untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
c.       Kepala Sekolah sebagai Administrator
Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan, dan pendokumenan seluruh program sekolah. Secara spesifik, kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi peserta didik, mengelola administrasi personalia, mengelola administrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi kearsipan, dan mengelola administrasi keuangan.[6]
d.      Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Sergiovani dan Starrat (1993) menyatakan bahwa “Supervision is a process designed to help teacher and supervisor learn more about their practice; to better able to use their knowledge and skills to better serve parents and schools; and to make the school a more effective learning community”. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa supervise merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor dalam mempelajari tugas sehari-hari di sekolah; agar dapat menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk  memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua peserta didik dan sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah sebagai masyarakat belajar yang lebih efektif.
Kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam kemampuan menyusun dan melaksanakan program supervise pendidikan, serta memanfaatkan hasilnya.[7] Dalam pelaksanaannya, kepala sekolah sebagai supervisor harus memperhatikan prinsip-prinsip: 1) Hubungan konsultatis, kolegial, dan bukan hirarkis, 2) Dilaksanakan secara demokratis, 3) Berpusat pada tenaga kependidikan (guru), 4) Dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga kependidikan, dan 5) Merupakan bantuan professional.
Setiap tenaga kependidikan (guru) harus disupervisi secara periodik dalam melaksanakan tugasnya. Keberhasilan  kepala sekolah sebagai supervisor antara lain dapat ditunjukkan oleh meningkatnya kesadaran tenaga kependidikan (guru) untuk meningkatkan kinerjanya dan meningkatnya keterampilan tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugasnya.
e.       Kepala Sekolah sebagai Leader
Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Wahjosumijo (1999: 10) mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai leader harus memiliki karakter khusus mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman, dan pengetahuan professional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan.[8]
Dalam implementasinya, kepala sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari tiga sifat kepemimpinan, yakni demokratis, otoriter, dan laissez-faire.[9] Dengan dimilikinya ketiga sifat tersebut oleh seorang kepala sekolah sebagai leader, maka dalam menjalankan roda kepemimpinannya di sekolah, kepala sekolah dapat menggunakan strategi yang tepat, sesuai dengan tingkat kematangan para tenaga kependidikan, dan kombinasi yang tepat antara perilaku tugas dan perilaku hubungan. Strategi tersebut dalam dilaksanakan dalam gaya mendikte, menjual, melibatkan, dan mendelegasikan.
f.       Kepala Sekolah sebagai Inovator
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan agar mudah dalam mendapatkan gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan sekolah, dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif. Kepala sekolah sebagai innovator harus mampu mencari, menemukan, dan melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah. Dalam pekerjaannya, kepala sekolah dikatakan sebagai innovator jika ia melakukan  pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integrative, rasional dan objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adaptable dan fleksibel.
Dari penjelasan fungsi – fungsi kepala sekolah diatas kita dapat mengetahui bahwa kepemimpinan kepala sekolah memiliki peran penting dalam dunia pendidikan. Karena dengan adannya kepemimpinan kepala sekolah tujuan, visi, misi yang telah disepakati bersama bisa tercapai. Sebagaimana fungsi dari kepemimpinan kepala sekolah yaitu mengarahkan civitas akademik untuk menjalankan tugasnya.


[1] H.E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, hal. 89
[2] Ibid., hal. 100
[3] Ibid., hal. 99
[4] Ibid., hal. 103
[5] Ibid.,
[6] Ibid., hal. 107
[7] Ibid., hal. 112
[8] Ibid., hal. 115
[9] Ibid., hal. 116

Comments

Popular posts from this blog

Favites sp: Deskripsi, Habitat dan Peranan

Ophiotrix sp: Deskripsi, Klasifikasi, Habitat dan Peranan

Euspongia sp:Deskripsi, Klasifikasi, Habitat dan Peranan