PENGERTIAN TERMINOLOGI DAN ETIMOLOGI SISTEM
Pengertian
Sistem
Istilah
sistem berasal dari bahasa Yunani “systema”, yang berarti sehimpunan bagian
atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu
keseluruhan. Istilah sistem dipakai untuk menunjuk beberapa pengertian
misalnya:
a. Dipakai
untuk menunjuk adanya sesuatu himpunan bagian – bagian yang saling berkaitan
secara alamiah maupun oleh budi daya manusia sehingga menjadi suatu kesatuan
yang bulat dan terpadu. Misalnya sistem tata surya.
b. Sistem
dapat menunjuk adanya alat – alat atau organ tubuh secara keseluruhan yang
secara khusus memberikan andil terhadap berfungsinya fungsi tubuh tertentu yang
rumit namun amat vital. Misalnya sistem syaraf.
c. c.Sistem
dapat dipakai untuk menunjuk sehimpunan gagasan atau ide yang tersusun dan
terorganisasi sehingga membentuk suatu kesatuan yang logis. Misalnya sistem
pemerintahan demokrasi.
d. d.Sistem
dapat digunakan untuk menunjuk suatu hipotesa atau uraian suatu teori. Misalnya
pendidikan sistematis.
e. Sistem
dapat digunakan menunjuk pada suatu cara atau metode. Misalnya sistem magnetik
sepuluh jari, sistem belajar jarak jauh, sistem modul dalam pengajaran.[1]
Zahara Idris (1987) mengemukakan bahwa
sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen – komponen atau elemen
– elemen atau unsur – unsur sebagai sumber – sumber yang mempunyai hubungan
fungsional yang teratur, tidak sekedar acak, yang saling membantu untuk
mencapai suatu hasil ( product ). Sebagai contoh, tubuh manusia merupakan suatu
sistem yang terdiri atas komponen – komponen, antara lain jaringan daging,
otak, urat – urat, darah, syaraf, dan tulang – tulang. Setiap komponen –
komponen itu mempunyai fungsi sendiri – sendiri (fungsi yang berbeda-beda), dan
satu sama lain saling berkaitan sehingga merupakan suatu kebulatan atau suatu
kesatuan yang yang hidup. Dengan kata lain, semua komponen itu berinteraksi
sedemikian rupa sehingga mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Menurut Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (1984/1985) setiap sistem mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.Tujuan
Setiap
sistem mempunyai tujuan. Sebagai contoh tujuan lembaga pendidikan adalah
memberi pelayanan pendidikan kepada yang membutuhkan. Tujuan pengajaran adalah
agar siswa belajar perilaku tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
b.Fungsi
– fungsi
Adanya
tujuan yang harus dicapai oleh suatu sistem menurut terlaksananya berbagai
fungsi yang diperlukan untuk menunjang usaha mencapai tujuan tersebut. Misalnya
suatu lembaga pendidikan dapat memberikan pelayanan pendidikan yang baik, perlu
adanya fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan penilaian.
c.
Komponen – komponen
Bagi
suatu sistem yang melaksanakan suatu fungsi untuk menunjang usaha mencapai
tujuan sistem disebut komponen. Jadi, sistem itu merupakan kumpulan dari
beberapa komponen yang masing – masing komponen mempunyai fungsi khusus,
misalnya komponen sistem instruksional meliputi manusia (guru, konselor,
administrator, dan petugas – petugas lainnya), material (buku, papan tulis,
fotografi, slide, film), fasilitas peralatan dan prosedur, jadwal, dan metode.
Masing – masing komponen tersebut menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan
belajar yang sudah ditetapkan.
d.Interaksi
atau saling hubungan
Semua
komponen dalam suatu sistem, seperti komponen – komponen instruksional tadi
saling berhubungan satu sama lain, saling mempengaruhi dan saling membutuhkan.
e.Penggabungan
yang menimbulkan jalinan perpaduan
Misalnya
dalam kegiatan belajar mengajar guru berusaha menimbulkan jalinan keterpaduan
antara berbagai komponen instruksional dengan melaksanakan pengembangan sistem
instruksional untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
f.
Proses transformasi
Semua
sistem mempunyai misi untuk mencapai suatu tujuan, untuk itu diperlukan suatu
proses yang memproses masukan (input) menjadi hasil – hasil (output).
g.
Umpan balik untuk koreksi
Untuk
mengetahui apakah masing – masing fungsi terlaksana dengan baik diperlukan
fungsi kontrol yang mencakup monitoring dan koreksi. Hasil monitoring dijadikan
dasar pertimbangan untuk melaksanakan perubahan – perubahan, penentuan,
perbaikan atau penyesuaian – penyesuaian agar masing – masing berprestasi
tinggi.
h.
Daerah batasan dan lingkungan
Antara
suatu sistem dan bagian – bagian lain atau lingkungan di sekitarnya akan
terjadi interaksi interaksi. Namun, antara suatu sistem dengan sistem yang lain memiliki daerah batasan
tertentu. Suatu sistem dapat pula merupakan subsistem dan sistem yang lebih
besar (suprasistem).
Comments
Post a Comment