PEMIKIRAN DAN PERBEDAAN ANTARA KAUM MU'TAZILAH DAN KAUM AY'ARIYAH, AL MATURIDIYAH
<html>
<head>
<script async custom-element="amp-auto-ads"
src="https://cdn.ampproject.org/v0/amp-auto-ads-0.1.js">
</script>
Kali ini kita akan membahas mengenai siapa dan bagaimana pemikiran kaum Mu'tazilah dan kaum Asy'ariyah
<head>
<script async custom-element="amp-auto-ads"
src="https://cdn.ampproject.org/v0/amp-auto-ads-0.1.js">
</script>
Kali ini kita akan membahas mengenai siapa dan bagaimana pemikiran kaum Mu'tazilah dan kaum Asy'ariyah
- Mu’tazilah
Kaum
Mu’tazilah adalah golongan yang membawa persoalan – persoalan teologi yang
lebih mendalam dan bersifat filosofis. Golongan ini dikenal sebagai kelompok
rasionalis, karena mereka memberikan peran dan fungsi yang sangat besar kepada
akal dalam kehidupan manusia. Tokoh utama aliran Mu’tazilah ini yakni Wasil bin Atha’. Dalam
pemikirannya mereka merumuskan lima prinsip ajaran yang mereka sepakati yaitu:
tauhid, adil, janji dan ancaman, tempat di antara dua tempat dan amar ma’ruf
nahi mungkar.
Adapun
ciri – ciri Mu’tazilah ialah suka berdebat, terutama di hadapan umum. Mereka
yakin akan kekuatan akal fikiran, karena itulah mereka suka berdebat dengan
siapa saja orang yang berbeda pendapat dengannya. Meskipun kaum Mu’tazilah
sering melakukan perdebatan dengan menggunakan rasio, mereka tetap mendapatkan
banyak pengikut. Itu semua terjadi karena ajaran Mu’tazilah mendapat dukungan
dan penganut dari penguasa bani Umayyah yaitu khalifah Yazid bin Walid.
Sedangkan dari penguasa bani Abbasiyah ajaran tersebut mendapat dukungan dari
beberapa khalifah yaitu, khalifah Makmun bin Harun al – Rasyid, al – Mu’tashim
bin Harun al – Rasyid, dan al – Watsiq bin al – Mu’tashim.
<html>
<body>
<amp-auto-ads type="adsense"
data-ad-client="ca-pub-5444632279445307">
</amp-auto-ads>
<html>
<body>
<amp-auto-ads type="adsense"
data-ad-client="ca-pub-5444632279445307">
</amp-auto-ads>
- Asy’ariyah
Asy’ariyah
adalah salah satu aliran dalam teologi Islam periode klasik yang namanya
dinisbatkan kepada nama pendirinya yaitu Hasan Ali bin Isma’il al – Asy’ari. Dalam
belajar agama, al – Asy’ari mula – mula berguru kepada Abu Ali al – Jubba’i
seorang pemuka Mu’tazilah. Akan tetapi, pada usia 40 tahun ia menyatakan diri
keluar dari Mu’tazilah, karena ia mengalami berbagai keraguan dan tidak puas
terhadap doktrin – doktrin Mu’tazilah.
Adapun
pokok – pokok ajaran Asy’ariyah yang terpenting antara lain:
- Sifat Tuhan
Menurut
ajaran Asy’ariyah, Tuhan mempunyai sifat – sifat sebagaimana disebutkan dalam
al – Qur’an.
- Perbuatan manusia
Perbuatan
manusia menurut Asy’ariyah adalah diciptakan Tuhan, bukan diciptakan oleh
manusia itu sendiri.
- Pelaku Dosa Besar
Menurut
Asy’ariyah, seorang muslim yang melakukan perbuatan dosa besar dan meninggal
dunia sebelum taubat tetap dihukumi mukmin.
- Keadilan Tuhan
Asy’ari
berpendapat bahwa Tuhan tidak mempunyai kewajiban apapun. Tuhan tidak wajib
memasukkan orang, baik ke surga ataupun ke neraka.
Ada
beberapa sebab yang menjadikan Asy’ariyah dipeluk oleh mayoritas umat Islam
yaitu, Asy’ariyah muncul di Baghdad, menggunakan slogan kembali kepada
Al-Qur’an, sunnah, dan salaf, serta memiliki ulama - ulama yang sangat
cerdas.
DAFTAR
PUSTAKA
Hanafi, A. 1980. Theology Islam (Ilmu Kalam). Jakarta:
Bulan Bintang.
Hidayat, M. N. 2012. Benteng Ahlussunnah wal Jama’ah. Kediri:
Nayrul ‘Ilmi.
Mujib, M. A dkk. 2009. Ensiklopedia
Tasawuf. Jakarta: Hikmah.
Mustofa dkk. 2005. Tauhid.
Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga.
Nasir, Sahilun A. 2010.
Pemikiran Kalam (Teologi Islam ) Sejarah, Ajaran, dan perkembangannya.
Jakarta: Rajawali.
Nasir, Sahilun A. 1991.
Pengantar Ilmu Kalam. Jakarta: Rajawali.
Nasution, Harun. 2011. Teologi
Islam; Aliran – aliran Sejarah, Analisa Perbandingan. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
Zaid, Nashr H. A. 2013.
Menalar Firman Tuhan: Wacana Majas Dalam
Al-Qur’an menurut Mu’tazilah. Bandung: Mizan.
Comments
Post a Comment